<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9752949?origin\x3dhttp://cintaku-lh.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Disfungsi Ereksi Pada Umur Di Bawah 50 Tahun | Friday, December 24, 2004


Disfungsi Ereksi Pada Umur Di Bawah 50 Tahun

Disfungsi ereksi (DE), yang diketahui sebagai ketidakmampuan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual, adalah termasuk gangguan yang dapat dihubungan dengan usia. Prevalensi DE pada pria sehat meningkat tiga kali dari 5% pada usia 40 tahun menjadi 15% pada usia 70 tahun.

Disfungsi ereksi lebih banyak dijumpai pada pasien dengan kondisi medis tertentu yang disebut sebagai faktor risiko, antara lain: diabetes melitus (kencing manis), penyakit jantung, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan merokok. Sumber lain menambahkan adanya faktor-faktor risiko tambahan, seperti hypogonadisme yang dihubungkan dengan sejumlah kondisi endokrinologik, penyakit vaskular (penyakit pembuluh darah), kadar kolesterol darah yang tinggi, HDL yang rendah, obat-obat tertentu, gangguan neurogenik, Penyakit Peyronie, depresi dan alkohol. Pendidikan seksual yang rendah, pengetahuan tentang teknik seksual yang minim, hubungan interpersonal yang tidak adekuat dan adanya penyakit kronik, terutama gagal ginjal dengan hemodialisis (cuci darah), juga telah dibuktikan memiliki peluang sebagai faktor risiko.

Rasio DE organik (karena gangguan organ) dan psikogenik (karena faktor psikis) pernah dilaporkan memiliki hubungan secara langsung dengan usia, yaitu sebagian besar (70%) laki-laki di bawah 35 tahun menderita DE karena psikogenik dan 85% laki-laki di atas 50 tahun menderita DE organik (adanya gangguan organ).

Penyebab psikis DE, bisa karena adanya stres, depresi, atau ketidakseimbangan emosional. Hal ini dapat juga diakibatkan oleh meningkatnya kegelisahan dan ketakutan akan kegagalan untuk ereksi.

Walaupun di atas telah disebutkan bahwa DE pada laki-laki di bawah usia 35 tahun lebih sering bersifat psikogenik, namun DE organik juga dilaporkan terjadi. Penyebab tersering DE organik pada laki-laki usia 30-an adalah kelainan pembuluh darah (vaskulogenik). Banyak kasus menunjukkan bahwa merokok dan hipertensi memegang peranan besar sebagai faktor yang berkontribusi pada kelainan vaskulogenik ini.

Telah diketahui bahwa disfungsi ereksi dapat dijumpai pada pasien dengan manifestasi penyakit aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), yang bisa jadi sebuah gejala dari masalah vaskular sistemik yang berhubungan dengan faktor risiko utama yang telah disebutkan di atas, yaitu merokok, hipertensi, hiperlipidemia (kadar lemak yang tinggi dalam darah), dan diabetes melitus.

Di samping faktor-faktor risiko yang menunjang terjadinya DE vaskulogenik, adanya riwayat pengobatan antihipertensi juga memiliki korelasi yang diketahui dapat mempengaruhi fungsi ereksi. Semua zat antihipertensi, dengan memperhatikan komposisinya, telah dibuktikan medapat menyebabkan DE.

Rokok, bila sering dikonsumsi oleh pasien muda, memiliki efek merugikan pula terhadap fungsi ereksi, yaitu dengan cara meningkatkan peluang munculnya faktor-faktor risiko yang lain seperti penyakit vaskular atau hipertensi. Muller memperkirakan lebih dari 10 batang rokok sehari dapat dikatakan sebagai perokok berat, tapi kini telah diketahui bahwa walaupun hanya dua batang perhari dapat menimbulkan efek gangguan pada ereksi.

Penyebab DE pada pasien yang belum menikah diduga akibat masalah psikologis. Biasanya pada kelompok ini DE yang terjadi berupa impotensi primer, yaitu ketidakmampuan untuk mengambil bagian pada intercourse (hubungan seksual) akibat alasan psikiatrik dan/ atau absennya ereksi yang penuh akibat penyebab urologikal sejak masa pubertas. Menurut Karadeniz dkk, pasien dengan impotensi primer memiliki riwayat intercourse dan/ atau ereksi yang tidak berhasil sejak pubertas, meskipun tidak pernah ada trauma atau penyakit medis yang berkaitan.

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa pada pasien muda tanpa faktor-faktor pendukung yang nyata, DE paling sering disebabkan oleh faktor psikogenik. Namun jika ada DE organik maka yang sering terjadi adalah yang bersifat vaskulogenik. Pada pasien dengan impotensi primer, patut dicurigai adanya penyebab organik.
Sumber: Klinikpria.com

*************************
Created at 11:15 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x]