Gangguan Ejakulasi | Friday, December 24, 2004
Gangguan Ejakulasi Gangguan ejakulasi adalah adanya ketidaksempurnaan / gangguan dalam proses ejakulasi. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas.
Ejakulasi Retrograd
Ejakulasi Retrograd (ER) adalah masuknya cairan semen dari uretra ke dalam kandung kemih. Cairan semen seharusnya dikeluarkan melalui uretra pada saat terjadi ejakulasi.
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan urin pasca ejakulasi (UPE). Pada urin tersebut dilihat apakah secara kasar (makroskopis) terdapat gambaran seperti awan (cloudy & whitish). Dan secara mikroskopis dilakukan pemeriksaan hitung sperma, motilitas sperma dan morfologi.
Selama 2 - 6 minggu dicoba terapi dengan obat-obatan, yaitu dengan menggunakan a -sympathomimetic. Termasuk ke dalam golongan ini adalah: fenilpropanolamin, psudoefedrin, dan imipramin. Umumnya digunakan psudoefedrin selama 1 sampai 2 minggu. Setelah 2 minggu dilakukan pemeriksaan UPE.
Bila berhasil, pasien dapat dianjurkan untuk melakukan hubungan seks normal. Bila pengobatan gagal, atau bila diketahui penyebab ejakulasi retrograd karena kelainan anatomi, maka dilakukan alkalinisasi urin dengan sodium bikarbonat dimulai 2 hari sebelum ejakulasi. Setelah itu dilakukan pengumpulan dan pemrosesan spesimen semen. pH ideal seharusnya antara 7,5 -8,5. Minum air sebanyak 300 cc satu jam sebelum ejakulasi akan membantu pengenceran urin. Sperma yang diperoleh dapat dipakai untuk inseminasi buatan atau teknik lain.
Anejakulasi
Anejakulasi penuh (complete) atau tidak adanya ejakulat baik antegrad maupun retrograd dapat disebabkan oleh gangguan persarafan simpatis. Biasanya timbul pada pria dengan riwayat trauma medula spinalis (tulang belakang) atau pada kanker testis di mana terjadi kerusakan saraf simpatis setelah dilakukan operasi pengangkatan kelenjar getah bening. Diagnosis dimulai dari pemeriksaan UPE untuk menyingkirkan kemungkinan ejakulasi retrogard.
Penanganan pasien yang bukan disebabkan trauma medula spinalis diberikan obat-obatan golongan a -sympathomimetic, dengan cara dan dosis yang sama seperti pada ER. Bila pasien mengalami ejakulasi antegrad atau retrograd, prosedur penanganannya sama seperti penanganan ER. Bila pengobatan gagal, dapat dicoba untuk menggunakan stimulasi vibrator atau elektro-ejakulasi. Stimulasi vibrator digunakan juga pada penatalaksanaan pasien TMS.
Ejakulasi Terlambat (Delayed Ejaculation)
Penyebabnya bermacam-macam, misalnya pada penggunaan obat antidepresan. Dapat juga disebabkan oleh gangguan sistem persarafan. Respons ejakulasi dapat diperoleh dengan perangsangan oleh vibrator stimulasi.
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini merupakan salah satu masalah seks yang paling sering dikeluhkan oleh sebagian besar pria dan pasangannya. Seseorang dikatakan mengalami ejakulasi dini bila ia mengalami ejakulasi sebelum saat yang diinginkannya atau terlalu cepat dalam hubungan seksual sehingga tidak dapat memuaskan pasangannya.
Penanganan ejakulasi dini terutama difokuskan pada pendekatan psikologis seperti konseling dan terapi seks, mengingat faktor utama yang menyebabkan terjadinya ejakulasi dini lebih disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman serta faktor psikologis.
Penatalaksanaan ejakulasi dini dengan obat-obatan misalnya dengan menggunakan clomipramin 25 - 50 mg. Obat anti depresan, anti ansietas dan anti psikotik seperti fluoxetin, fenotiazin dan fenoksibenzamin juga terbukti menguntungkan bagi para penderita ejakulasi dini, terutama yang disebabkan oleh faktor psikologis
Sumber: Klinikpria.com
*************************
Created at 1:22 PM
*************************
|
|
welcome
hello
MENU
HOME
Cinta Ku
Cinta - Al- Qur'an & Hadist
Cinta - Artikel
Cinta - Berita
Cinta - Busana & Perkawinan
Cinta - Cerita
Cinta - Doa
Cinta - Kecantikan
Cinta - Kesehatan
Cinta - Liputan Khusus
Cinta - Masakan & Minuman
Cinta - Musik
Cinta - Muslimah
Cinta - Puisi
Cinta - Rukun Iman & Islam
Links
Archieve
December 2004[x] January 2005[x]
|
|