<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9752949?origin\x3dhttp://cintaku-lh.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Salahkah Melakukan Masturbasi Setelah Menikah? | Friday, December 24, 2004


Salahkah Melakukan Masturbasi Setelah Menikah?

Kebanyakan orang sudah tidak melakukan masturbasi lagi setelah menikah, malah sebagian orang menyatakan perbuatan tersebut adalah tabu. Kebanyakan dari kita akan menganggapnya tak normal jika orang yang sudah menikah melakukan masturbasi. Sebenarnya, 'aksi tangan' ini bisa jadi jembatan yang paling aman saat gairah seksual pasangan tak sama.

Berdasarkan data statistik didapatkan bahwa 90% pria melakukan masturbasi, sedangkan pada kaum wanita persentasenya mencapai 60%. Saat suami atau istri melakukan masturbasi, pasangannya seringkali merasa tersinggung dan marah, karena menganggap hal tersebut tidak sopan terhadap keberadaan pasangan.

Sebaliknya para ahli terapi seksual menyatakan bahwa masalah ini tidak perlu dipermasalahkan mengingat fakta yang ada bahwa tidak selamanya pasangan suami istri mempunyai hasrat yang sama terhadap hubungan seks.

Saat salah satu pasangan sama sekali tidak ingin berhubungan seksual, entah karena sakit, capek, hamil tua atau sebab lainnya, memaksakan diri umumnya berdampak lebih buruk dari pada masturbasi.

Masturbasi berdampak negatif jika dilakukan dengan menghindari sama sekali berhubungan seks dengan pasangan. Karena itulah kebutuhan seks masing-masing pasangan seharusnya dikomunikasikan dengan sebaik-baiknya.

Jika pasangan bisa saling mengkomunikasikan kebutuhan seks masing-masing, masturbasi tidak akan menjadi masalah lagi dalam perkawinan. Malahan bentuk untuk meningkatkan keintiman pasangan bisa dilakukan dengan cara bersama melakukan masturbasi.

Katakanlah sang suami gairahnya sedang tinggi, sedangkan si istri tidak. Si istri dianjurkan untuk ikut membantu suaminya, memanfaatkan kejeliannya dalam berimprovisasi seksual baik menggunakan teknik masturbasi maupun cara lainnya. Dengan demikian keintiman pasangan tetap terjaga.
Sumber: CBN

*************************
Created at 10:57 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x]